Geger kasus penembokan rumah warga di Desa Ungasan Kecamatan Kuta Selatan, Badung, berujung sidak DPRD Badung ke lokasi, Jumat (26/9/2025) siang.
Warga mengakui rumah mereka sudah setahun atau sejak September 2024 ditembok, bahkan akses jalan keluar masuk sangat sulit dilalui warga.
Mirisnya lagi, manajemen Garuda Wisnu Kencana (GWK) seperti tutup mata atas kondisi yang dialami warga di Banjar Adat Giri Dharma, Desa Ungasan.
Masyarakat Desa Ungasan mulai tergerak, dari diam terhadap investor dan mulai menyuarakan aspirasinya atas kondisi dialami.
Salah satunya, Nyoman Tirtayasa warga asli Banjar Adat Giri Dharma Desa Ungasan mengatakan bahwa sejak dia lahir, baru pertama kali ada kondisi rumah warga di tembok hingga akses keluar masuk menjadi terhambat.
“Saya lahir dan besar di sini. Jadi di pintu ini jadi keluar masuknya areal saya ini. Jadi, sejak setahun lalu, karena persoalan apa saya ngak tahu, ada penembokan ini. Saya ngak punya akses untuk jalan keluar masuk rumah saya. Bisa di lihat jalan rumah saya tertutup. Saya keluarnya lewat mana?,” tegas Tirtayasa.
Ditegaskan kembali Tirtayasa bahwa tidak ada akses ke jalan raya, penutupan ini berjalan setahun dan dia sayangkan terjadi.
“Konsepnya dulu kita kan bersama-sama dengan investor. Jadi kita kan katanya akan dibantu. Ekonomi kita akan berkembang, nah kalau seperti ini gimana ekonomi kita akan berkembang? Akses jalan kita ngak ada,” bebernya.
Solusi sementara untuk keluar rumah, Tirtayasa harus berkoordinasi dengam warga di sekitar.
“Kita keluar rumah, ya harus koordinasi dengan tetangga. Lewat rumah warga. Kami harap pihak GWK bisa membuka tembok ini. Dari pihak GWK bilang, dia akan koordinasi dengan pusat, begitu terus katanya,” tandasnya. PBN001
Ket Foto: Kondisi rumah warga di Banjar Adat Giri Dharma, Desa Ungasan, Kec. Kutsel, Badung, diduga ditutup investor dengan tembok beton sejak setahun lalu, Jumat (26/9/2025).