pilarbalinews.com

Transparansi Donasi Sukarela dan Gotong Royong ASN, Ini Penjelasan Gubernur Koster

  1. Segera setelah ramai diperbincangkan publik, Gubernur Bali Wayan Koster memberikan penjelasan melalui rilis terbuka atas donasi sukarela dan gotong royong Aparatur Sipil Negara (ASN), untuk korban banjir di Bali.

Koster menekankan donasi yang ber-tagline ‘gotong royong’ ini sesuai dengan jati diri masyarakat Indonesia.

Donasi diakuinya bukan baru pertama kali dijalankan ASN Pemprov Bali, saat bencana banjir Bali. Namun, telah dilakukan saat bencana erupsi Gunung Agung 2019 dan Covid-2020 lalu.

Koster mengajak publik tidak perlu khawatir, sebab donasi sukarela dan gotong royong ini akan disalurkan transparan dan tepat sasaran.

Tujuan utama donasi sukarela ini agar secepatnya membantu korban bencana. Bilamana menunggu dana Belanja Tak Terduga (BTT), membutuhkan proses dan waktu lama. Apabila terlambat penanganannya dapat mempersulit para korban.

“Ya pasti transparansi, karena yang mengelola Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Pasti transparansi. Pola ini sudah diterapkan waktu erupsi Gunung Agung dan waktu Covid-19. Skemanya sama. Karena namanya gotong royong ya nggak pakai surat SK segala macam,” tutur Koster, Senin (22/9/2025).

BACA JUGA  Satres Narkoba Polres Badung Tangkap WN Australia Miliki Kokain, Ini Kronologinya

Gubernur Bali asal Desa Sembiran Kecamatan Tejakula, Buleleng, ini menambahkan donasi gotong royong ASN akan disalurkan oleh Pemprov Bali secara transparan dan tepat sasaran.

Maka itu, diharapkan semua elemen masyarakat mendukung inisiatif gotong royong ASN Pemprov Bali.

“Harusnya didukung, karena pola gotong-royong itu adalah jati dirinya masyarakat Indonesia. Jadi, itu harus didukung. Setiap kita menghadapi masalah ya mari melibatkan masyarakat untuk bergotong royong dengan sukarela membantu sesama,” bebernya.

PUNGUTAN WISATAWAN ASING (PWA)
Gubernur Bali Wayan Koster, turut memberikan tanggapan atas peruntukan dana Pungutan Wisatawan Asing (PWA), yang bisa dialokasikan membantu korban banjir.

Diterangkan Koster, peruntukan PWA untuk pelindungan alam dan budaya, peningkatan kualitas kepariwisataan, serta penanganan sampah. Dana ini sudah ada pos peruntukannya dan bukan untuk penanganan bencana.

BACA JUGA  Festival Sastra Saraswati Sewana 2025, Teknologi AI dan 4.0 untuk Kemajuan Peradaban

“Peruntukan PWA itu sendiri udah ada, untuk desa adat (selain budaya dan lingkungan, red). Nggak bisa dipakai untuk ini. Kita udah punya Belanja Tak Terduga (BTT) yang kita pakai untuk membantu ganti rugi para korban pedagang kemarin,” ungkapnyam

Baginya, tidak semua semua korban bencana banjir bisa di-cover oleh dana BTT dalam waktu cepat, karena membutuhkan mekanisme panjang dan butuh waktu.

Sehingga, inisiatif donasi sukarela dan gotong royong merupakan langkah cepat yang bisa membantu para korban dan memulihkan situasi Bali dengan cepat.

“Kalau dengan cara begini kan lebih cepat, sekarang kita menghadapi bencana, sekarang juga kita bisa bantu korban,” demikian bebernya. PBN001

Ket Foto: Gubernur Bali Wayan Koster memberi tanggapan atas sumbangan kemanusiaan gotong royong.