pilarbalinews.com

Tantangan Digitalisasi, Literasi dan Daya Saing Perbankan, BPR Kanti Wujudkan Peluncuran Buku Karya Dr. Robert Akyuwen

Ket Foto Ist: Melalui peluncuran buku dan forum diskusi, BPR Kanti bersinergi tingkatkan digitalisasi dan literasi regulasi di era digital, Rabu (27/8/2025).

Buku teranyar karya dari Dr. Robert Akyuwen diluncurkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kanti, di mana membahas kontribusi regulasi terhadap industri perbankan di masa kini, Rabu (27/8/2025) siang.

Peluncuran terhadap Buku terbaru karya Dr. Robert Akyuwen, berisi diskusi literasi keuangan dan pemaparan arah digitalisasi BPR di waktu mendatang.

“Kami harapkan peluncuran buku ini mampu melihat jernih bagaimana regulasi perbankan berkontribusi terhadap kesiapan industri, termasuk kewajiban menanggung 20 persen biaya operasional. Buku ini agar bermanfaat dan menjadi pegangan bersama baik bagi perbankan maupun regulator agar tidak ada perbedaan persepsi dalam penerapan aturan di masyarakat,” ucap Direktur Utama BPR Kanti, Made Arya Amitaba.

Diutarakan Amitaba apabila kesamaan pemahaman antara regulator, pengawas, dan pelaku perbankan menjadi kunci agar implementasi regulasi berjalan selaras dan seimbang.

BACA JUGA  Komitmen Layani Customer dan Desa Adat di Bali, BPR Kanti Masuki Usia Ke-36 Tahun

Dari itu pula, BPR Kanti berupaya untuk mempertegas komitmennya terhadap transformasi digital dengan bergabung dalam jaringan BPR Nusantara.

“Melalui kerja sama dengan BPR Nusantara, kami berharap dapat menjawab persoalan layanan, mulai dari penggunaan QRIS, mobile banking, hingga efisiensi proses kredit dan operasional. Ini diharapkan menjadi vibrasi positif bagi seluruh BPR di Bali. Maka itu, Digitalisasi di perbankan, khususnya BPR, adalah keniscayaan,” bebernya.

Diterangkan oleh Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Bali, YB Handaru Purnasakti, bahwa adanya diskusi dalam forum ini sangat bermanfaat. Dari itu, diyakini dapat mengingatkan pentingnya penguatan kapasitas digital dan manajemen risiko dalam BPR.

“BPR supaya mampu bersaing, perlu diperkuat permodalan sebagai buffer sekaligus penguatan manajemen risiko, karena setiap pengembangan teknologi digital selalu mengandung risiko. Forum seperti ini sangat menginspirasi, tetapi yang terpenting adalah implementasi,” terangnya.

BACA JUGA  Anggota DPR RI Tutik Wardhani Turun ke Desa Patas Gerokgak, Konsisten Sosialisasikan MBG

Ke depannya Handaru memaparkan bahwa digitalisasi BPR harus disesuaikan dengan kapasitas masing-masing lembaga.

“Jika belum siap meluncurkan produk layanan, bisa dimulai dengan peningkatan sistem operasional internal terlebih dahulu. Setelah permodalan cukup, barulah diwujudkan dalam produk dan layanan kepada masyarakat,” katanya.

Rektor Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Prof. Dr. Drh. I Made Damriyasa, MS., menilai bahwa menurunnya minat generasi muda melanjutkan pendidikan tinggi, terutama di perguruan tinggi swasta. Menurutnya, fenomena ini harus segera diantisipasi melalui strategi kolaboratif.

“Perkembangan teknologi informasi serta regulasi yang ada saat ini membuka peluang baru dalam sistem pembelajaran. Unhi telah mengembangkan beberapa program unggulan yang diharapkan dapat menarik minat calon mahasiswa,” demikian Damriyasa. PBN001