Sangat memalukan dan membuat publik bertanya-tanya adanya kasus pemadaman listrik alias blackout di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Situasi ini dikritisi serius oleh Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Badung, Wayan Puspa Negara bahwa Bandara Ngurah Rai perlu mitigasi kelistrikan, sehingga sangat tidak elok dan parah sebagai Bandara Internasional mengalami blackout yang dapat menurunkan citra pariwisata Bali.
Menurutnya, kejadian ini adalah blackout yang kedua, pada Tahun 2025, setelah black out Bali pertama kali terjadi, pada 2 Mei 2025 lalu. Hal tersebut, tentunya berdampak pada bandara, khususnya telah menganggu jadwal penerbangan, yang menunjukkan kurang adanya mitigasi kelistrikan.
“Di mana-mana Bandara International tidak ada cerita mati listrik lebih dari sejam, bahwa S.O.P. mitigasi harus sudah ready, karena Airport adalah obyek vital,” ucapnya.
Puspa Negara menyebutkan mati listrik dalam durasi yang lama berpotensi pada gangguan pelayanan, baik pada sistem digitalisasi dan bahaya lainnya.
“Semoga tidak terjadi, meskipun saya percaya bahwa Bandara Ngurah Rai memiliki daya dukung keamanan yang sangat baik, karena adanya sarana prasarana keamanan yang baik, seperti Polres Bandara, Bea cukai, Imigrasi dan security yang profesional,” ungkapnya.
Puspa Negara mempertanyakan sekelas Airport International mengapa bisa mati listrik dan mengingatkan pihak pengelola bandara semestinya mempunyai genset, yang sekian detik bisa hidup, sehingga perlu ada introspeksi, koreksi dan evaluasi.
Patut diketahui, bahwa Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengalami gangguan listrik yang menyebabkan padam listrik (blackout) pada Jumat (10/10/2025) selama 60 menit.
Melalui peristiwa yang memalukan tersebut, layanan penumpang mengalami penyesuaian, yakni proses check in untuk beberapa saat dilakukan secara manual.
“Saya amat mendukung Management Bandara Ngurah Rai untuk selalu firm dalam performa yang baik, saat pelayanan dan pergerakan penumpang selaku meningkat tiap tahun,” tegasnya.
Pada tahun 2025 ini, lanjutnya Bandara Ngurah Rai melayani penumpang dengan jumlah yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, terutama pada bulan-bulan puncak liburan, seperti Juli dan Agustus.
Bandara Ngurah Rai melayani total sekitar 7,24 juta penumpang pada Januari-April 2025, 11,4 juta penumpang pada semester pertama, dan 2,3 juta pada Agustus 2025. Sebagian besar penumpang adalah internasional sekitar 63 persen dengan rute tujuan tersibuk, seperti Singapura, Kuala Lumpur dan Melbourne.
Terhadap Management Bandara segera melakukan evaluasi atas sistem kelistrikan dan Sumber Daya Manusia (SDM), salah satunya terhadap tim komunikasi kepada masyarakat.
Puspa Negara juga berharap Management Bandara Ngurah Rai, Puspa Negara mampu meningkatkan sense of belonging & responsibility, karena kejadian ini berpotensi menurunkan citra pariwisata Bali.
“Disisi lain, negara-negara pesaing kita terus berupaya meningkatkan fasilitas, pelayanan bandara untuk selalu upgrade tentang keamanan dan kenyamanan,” tandasnya. PBN001