Labyrinth Collective di Nuanu Creative City, Pantai Nyanyi, Tabanan, menghadirkan karya seni istimewa. Penonton melihat langsung pertunjukkan serupa kubah, dengan pemandangan video Labyrinth dan dentuman suara yang mengiringinya.
Labyrinth Collective secara resmi meluncurkan ‘Recombination’, sebagai mahakarya fulldome terbaru dari seniman fractal visioner Julius Horsthuis.
Pertunjukan yang revolusioner ini mengajak para penonton dalam perjalanan imersif melalui musik, ruang, dan matematika, ditampilkan dengan kejernihan yang memukau di dalam kubah dan akan tayang perdana pada 4 Juli 2025 di Labyrinth Dome, Nuanu Creative City.
“Menariknya untuk pertunjukan ini akan diproyeksikan setiap akhir pekan, dari Jumat hingga Minggu, selama periode 3 bulan, dengan dua sesi per hari,” ujar Julius, Rabu (2/7/2025).
Para penonton dapat menikmati pertunjukkan dengan tiket tersedia mulai dari 118K melalui situs web: labyrinth.art.
Ini adalah kesempatan langka untuk menyaksikan mahakarya yang telah menarik ratusan ribu penonton di seluruh dunia dan kini untuk pertama kalinya hadir di Asia, dengan Indonesia sebagai negara pilihan sang seniman.
“Fitur teknis dari dome itu sendiri dilengkapi dengan teknologi visual dan suara terbaik, ditambah dengan visi Labyrinth yang menggabungkan teknologi dan seni di tempat seperti Nuanu, di mana setiap detail dipikirkan secara matang dalam hal lingkungan, budaya, seni, dan identitas lokal, membuat keputusan untuk hadir dan menjadi bagian dari visi masa depan ini menjadi hal yang mudah,” ucap Julius.
Terhadap Recombination merupakan perjalanan hipnotis ke dalam arsitektur tersembunyi semesta, memadukan presisi matematika dengan kedalaman emosional melalui visual fractal yang memukau dan soundtrack yang epik.
“Maka itu, Recombination ditayangkan di seluruh permukaan kubah berdiameter 21 meter secara 360°, pengalaman ini akan membenamkan penonton dalam keajaiban, introspeksi, dan stimulasi indera,” katanya.
Julius menceritakan bahwa Soundtrack yang disajikan dalam sistem suara surround 5.1, dikurasi oleh musisi kelas dunia untuk memperkuat kedalaman emosional perjalanan para penonton.
Penonton juga akan merasakan alunan musik mengelilingi, selaras sempurna dengan visual, untuk sebuah pengalaman multi-indrawi yang mendalam.
“Kami merasa terhormat menjadi tuan rumah debut Asia dari Recombination karya Julius Horsthuis. Ini menandai babak baru dalam misi kami untuk menyatukan seni, teknologi, dan kesadaran,” papar Rafael Jimenez, Direktur Labyrinth Collective.
Rafael menerangkan bahwa Recombination mencerminkan apa yang sedang dilakukan dalam mencoba menghadirkan pemikir-pemikir terbaik, seniman, dan berbagai pengalaman ke Nuanu untuk menciptakan pengalaman yang unik bagi para tamu dari berbagai dunia.
“Pengalaman ini menggabungkan keindahan alam dan kekayaan budaya Bali, dengan eksperimen yang berani mulai dari arsitektur, teknologi, hingga cara kita mengalami sesuatu,” ucap Rafael.
Lev Kroll selaku CEO of Nuanu Creative City mengungkapkan pula Recombinatio di dalam Labyrinth Dome adalah bagian dari eksperimen yang jauh lebih besar, yang membawa setiap orang dari sekadar menjadi penonton pasif menjadi terlibat secara menyeluruh.
“Merek mampu lebih mengeksplorasi bagaimana ruang, cerita, dan teknologi dapat mengubah cara kita menikmati seni serta menciptakan perspektif baru untuk menghargai apa yang sudah ada alam, budaya, dan sesama manusia,” beber Lev Kroll. PBN001
Tentang Seniman:
Julius Horsthuis adalah sosok terdepan di dunia seni digital imersif. Dikenal melalui karyanya di sinematografi fractal, Julius telah tampil di berbagai festival dan institusi global seperti TEDx, Art Basel, dan MUTEK. Ia juga telah berkolaborasi dengan nama-nama besar seperti Android Jones, Beeple, dan Max Cooper.
Ket Foto:
Suasana penonton dalam menyaksikan Labyrinth Collective di Nuanu Creative City, Pantai Nyanyi, Tabanan, Rabu (2/7/2025).