Ket Foto: Kepala Kanwil DJPb Provinsi Bali Muhamad Mufti Arkan, S.E, S.S.T., Ak., M.Acc., menekankan Bulog membeli beras langsung dari petani, Bali swasembada beras dan tidak ada impor beras di Tahun 2025.
Muhamad Mufti Arkan, S.E, S.S.T., Ak., M.Acc., selaku Kepala Kanwil DJPb Provinsi Bali, mengatakan bahwa Bulog telah menjaga stok beras di Bali, hingga mengalami surplus. Dari itu, kebutuhan beras untuk daerah tidak mengalami kekurangan ke depannya.
“Ketersediaan atau stok beras di Bali, tidak dilakukan lagi. Dananya itu digunakan untuk membeli beras ke petani. Sehingga stok sekarang kita menjadi swasembada. Sedangkan, untuk impor kita di Bali menjadi menurun. Mudah-mudahan kalau kita hitung kasar di Bali, itu hanya 0,06, dari tarif 19 persen dikurangi penurunan impor, itu 0,06 persen,” katanya, Kamis (31/7/2025), sembari menambahkan angka 0,06 akan dicek kembali, sebelumnya diperoleh dari website BPS.
Ditambahkan Mufti, bahwa terhadap beras impor yang digunakan untuk stok dan juga mencegah inflasi. Saat ini, beras di Bali sudah swasembada, di sini Bulog membeli langsung dari seluruh petani, sehingga beras mengalami swasembada.
“Namun, sekarang Bulog tidak lagi membeli beras impor, tetapi langsung membeli (beras) ke petani. Maka dengan membeli ke petani, artinya beras di petani sudah terjual dan stoknya sudah aman untuk mencegah inflasi,” ucapnya.
Lebih lanjut, Mufti menjelaskan impor beras juga sangat turun drastis di Bali. Hal ini memberikan kabar baik untuk petani di Bali. Bahkan, di Tahun 2025 juga disebutkan sudah tidak boleh ada impor beras lagi.
“Sehingga dengan tidak impor dan impor menjadi turun drastis di Bali, mencapai 14 s.d. 18% penurunan impor beras di Tahun 2025. Jika dihitung 14%, saja dapat mengurangi dampak 19 persen dari kenaikan tarif Amerika Serikat (AS) terhadap Bali. Bagi saya, petani akan tetap mendapatkan harga yang bagus. Kita tidak ada impor beras lagi, itu dilakukan selama peraturan terkait masih berlaku, kita sekarang sudah swasembada beras,” tandasnya. PBN001